Pengaruh aliran Desain Constructivism
Constructivism adalah sebuah konstruksi yang mengatur pada sistem sosial, yang ditandai oleh penggunaan metode industri untuk menciptakan object geometris. Constructivism Rusia berpengaruh pada pandangan modern melalui penggunaan huruf sans-serif berwarna merah dan hitam diatur dalam blok asimetris dan juga merupakan gabungan dari kata dan gambar sebagai pengalaman visual yang terjadi secara serentak. Fotogram, foto-montase-superimposisi (saling bertumpuk), focus yang berlainan, tipografi konkrit.
Modern design di awal abad ke 20 hampir serupa dengan Seni Murni pada jaman itu, yaitu merupakan reaksi atas dekadensi dari tipografi dan design di akhir abad ke 19. Penanda utama era Modern Design ialah typeface San Serif.
Di tahun 1920 Seni Konstruktivisme dari Uni soviet, menampilkan “produksi yang lebih intelektual” di bidang yang berbeda. Gerakan ini memandang seni individual sebagai hal yang tidak berguna, jadi mereka mulai menciptakan dan mengkreasikan objek yang memiliki nilai guna, seperti : gedung, teater, poster, tekstil, perabotan, logo, menu, dll.
Asas modern tipografi dicetuskan oleh Jan Tschihold lewat bukunya “New Typography”. Tschihold, dan tipografer Bahaus lainnya seperti Herbert Bayer, Lazlo Moholy Nagy dan El Lissitzky adalah “bapak- bapak” dari grafis design yang kita tau saat ini. Merekalah yang mencetuskan teknik dan gaya produksi yang digunakan sepanjang abad 20. Walaupun komputer telah merubah sistem produksi selamanya, namun cara – cara yang mereka cetuskan tetap relevan sampai saat ini.
Tahun – tahun berikutnya, desain grafis dengan style modern mulai diterima dan digunakan secara luas. Lonjakan ekonomi Amerika setelah perang dunia 2 menciptakan kebutuhan tinggi akan desain grafis, terutama di bidang periklanan dan packaging. Pindahnya sekolah desain bahaus ke chicago di tahun 1937 telah membawa “Produksi Massa” yang minimalis ke Amerika, dengan segera gaya arsitektur dan desain modern merambah di Amerika. Nama yang terkenal sepanjang pertengahan abad ke 20 ialah Adrian Frutiger yang mendesain huruf Univers dan frutiger serta Paul Rand yang memegang prinsip Bahaus serta menerapkannya pada desain desain periklanan serta logo yang populer, telah membawa pendekatan Amerika yang unik terhadap gaya minimalis eropa, Yang kemudian karyanya ini lebih dikenal sebagai corporate identity. Satu lagi ialah Josef Muller Brockman yang banyak mendesain poster yang hebat yang menciri khaskan tahun 1950-60an.
Reaksi terhadap desain grafis modern terbilang lambat tapi pasti. Keaslian tipografi era postmodern dapat dirunut ulang sejalan dengan gerakan humanisme di tahun 1950an. Hermann Zaph yang mendesai huruf Optima dan Palatino, mengaburkan garis batas antara serif dan san serif, dengan memunculkan kembali garis garis organis dalam tipografi. Apa yang mereka kerjakan ini pada akhirnya lebih banyak mendukung modernisme dibandingkan apa yang merek lakukan sebagai pemberontakan.
Titik penting era modern salah satunya ialah manifesto pertama di tahun 1964 yang telah membawa perubahan bentuk desain ke arah yang lebih radikal serta mengecam karya – karya yang nilai idenya rendah. Ini berpengaruh banyak pada para desainer grafisdi jaman berikutnya serta memberi kontribusi yang besar dalam kemunculan penerbitan seperti émigré Magazine.
Saul Bass mendesain banyak gambar bergerak yang memunculkan banyak fitur dan inovasi baru dalam bidang produksi desain grafis. Milton Glaser menciptakan kampanye lewat posternya “ I Love New York” yang masih sangat terkenal hingga saat ini. Glaser mengambil gaya kunci dari budaya POP di tahun 1960 dan 1970an.
David Carson memunculkan perlawanan terhadap keterbatasan dalam desain era modern, desain – desainnya dalam majalah RayGun secara sengaja dibuat tidak legible, memunculkan desain tipografi yang lebih ditekankan secara visual dibandingkan unsur kesusastraannya.
Pengaruh Arsitektur pada Constructivism
KONSEP RANCANGAN GEDUNG MESINIAGA
Penafsiran atas marka-lingkungan dari pencakar langit milik perusahaan besar yang mencengangkan ini, menjelajahi arah baru dari tipe bangunan yang biasanya tidak bersahabat. Pihak arsitek menjuluki tipe baru ini “bangunan tinggi beriklim-bio” dan memberinya pengendalian iklim serta penghematan energi yang peka. Yang patut dicatat adalah adanya dua spiral “taman angkasa” yang berputar ke atas sambil memberi bayangan dan kontras visual terhadap permukaan baja dan alumunium dari gedungnya. Rangka beton pra tekan pada gedung itu selanjutnya ditingkahi oleh dua tipe penangkis sinar matahari serta tirai baja dan kaca yang membuat citra High Tech yang organik, apalagi setelah dilengkapi dengan mahkota logam dan umpak pada bagian landasan bangunannya. Menara Mesiniaga merupakan sebuah penelitian arsiteknya atas prinsip-prinsip iklim-bio bagi perancangan gedung tinggi di daerah beriklim tropis. Menara Mesiniaga memiliki langgam arsitektur campuran dari langgam kolonial, Cina, Eropa dan Malaysia.
Gedung Mesiniaga merupakan buah penelitian arsiteknya atas prinsip-prinsip iklim-bio bagi perancangan gedung tinggi di daerah beriklim tropis. Yang ditampilkan adalah suatu organisasi spasial memanjang yang diisi dengan hirarki tertentu. Bangunan tersebut memiliki tiga bagian struktur yaitu : umpak berselimut unsur hijau yang terangkat, badan yang bernuansa spiral dengan balkon untuk teras taman dan tirai yang memberi bayangan, dan bagian puncak tempat fasilitas rekreasi berupa kolam renang serta teras beratap. Struktur beton pratekan dan rangka baja
bangunannya diperlihatkan seluruhnya dan penyejukannya dilakukan melalui pengudaraan alami dan buatan.
Pengaruh Art Deco di Indonesia
Pengaruh Art Deco di Indonesia dibawa oleh arsitek-arsitek Belanda, salah satu diantara mereka adalah C.P. Wolff Schoemaker dan A.F. Aalbers. Hotel Preanger Bandung rancangan Schoemaker merupakan arsitektur berlanggam Art Deco dengan ciri khasnya elemen dekoratif geometris pada dinding eksteriornya. Selanjutnya perkembangan arsitektur Art Deco di Indonesia tampil lebih sederhana, mereka lebih mengutamakan pola garis-garis lengkung dan bentuk silinder, contoh konkret dari konsep ini adalah Vila Isola Bandung (sekarang gedung IKIP), juga rancangan Schoemaker. Kesederhanaan bentuk belumlah mewakili semua konsep arsitektur Art Deco ini karena kedinamisan ruang interior dapat dilihat dalam lay out bangunannya.
Arsitektur memang menggambarkan kehidupan jaman itu. Pengaruh aliran De Stijl dari Belanda yang menyuguhkan konsep arsitektural “kembali ke bentuk yang sederhana” dan pengkomposisian bentuk-bentuk sederhana menghasilkan pencahayaan dan bayangan yang menarik Aliran ini pula yang banyak mempengaruhi penganut arsitektur Art Deco di Indonesia
Perkembangan Art Deco akhir di Indonesia mengacu pada kedinamisan dan bentuk plastis yang kelenturan fasadenya merupakan pengejawantahan dari kemoderenan teknologi arsitektural. Contoh fasade yang dinamis salah satunya adalah fasade hotel Savoy Homann Bandung yang dirancang oleh A.F. Aalbers.
Lengkungan yang ditampilkan itu merupakan ekspresi gerak, teknologi modern dan rasa optimisme. Orang-orang sering menjuluki lengkungan itu dengan “Ocean Liner Style” hal ini mengacu pada bentuk kapal pesiar yang pada saat itu merupakan karya manusia yang patut dibanggakan, jadi bentukan kapal, bentuk lengkung dijadikan sebagai ekspresi kemoderenan.
Di Indonesia tentunya banyak bangunan berlanggam Art Deco yang masih harus dicari dan diteliti. Arsitektur ini merupakan salah kekayaan Arsitektur Indonesia.
Pengaruh Art and Craft di Indonesia
Pelopor Art and Craft movement adalah John Ruskin dan William Moris. Aliran ini member kesan kembali ke periode gothic, rococo dan renaisans.
Mementingkan Hand made,tanpa mesin sehingga jumlah terbatas.
Di Indonesia sendiri,terdapat banyak hasil karya yang mendapat pengaruh dari art and craft movement ini. Contohnya gerabah, ukiran patung atau pahatan, kerajinan tangan, anyaman seperti tikar ataupun anyaman tas.
Di zaman modern ini hand made tetap digemari karena memiliki ciri khas tersendiri. Di Indonesia khususnya kita dapat melihat hasil karya tersebut di kota – kota pengerajin seperti Yogyakarta atupun gerabah – gerabah di Bali. Ataupun hasil – hasil karya tradisional di kota – kota lainnya, seperti Solo,dll.
Pengaruh Futurism Dalam Desain
Futurisme adalah bagaimana menangkap unsur gerak dan kecepatan ke dalam lukisan dengan memanfaatkan prinsip aneka tampak.
Futurisme merupakan aliran seni yang mendukung perkembangan tipografi sebagai unsur ekspresi dalam design. Sehingga banyak penyair futurisme yang memanfaatkan tipografi sebagai bagian dari ungkapan perasaannya dalam berpuisi.
Integrasi (penggabungan) cubism dan gerak. Elemen mesin dan kinematik (berhubungan dengan gerak) sebagai elemen desain. Perubahan waktu dalam bentuk visual menyerupai fotografi strobo. Desainer/seniman: Duchamp, Boccioni.
Desainer: Picasso dan Braque Futurism Integrasi (penggabungan) cubism dan gerak. Elemen mesin dan kinematik (berhubungan dengan gerak) sebagai elemen desain.
Futurisme adalah sebuah gerakan seni murni Italia dan sebuah pergerakan kebudayaan pertama dalam abad ke-20 yang diperkenalkan secara langsung kepada masyarakat luas. Bermula dari konsep dalam pergerakan sastra, kemudian merasuk ke dalam bidang kesenian seperti: seni lukis, seni patung, seni musik, desain dan arsitektur.
Futurisme ini muncul dari situasi yang ditimbulkan akibat Perang Dunia I, dengan tujuan meninggalkan kenangan pahit, nostalgia, pesimistis, kemudian melepaskan materi-materi, elemen-elemen, dan nilai-nilai lama.
Nilai-nilai dari kaum Futuris, dimaksudkan untuk mengiringi dan mengimbangi pergeseran kebudayaan, kekuatan dinamis pasar yang luas, era permesinan, dan komunikasi global yang menurut argumentasi mereka tengah merubah alam realitas dari kebudayaan dunia. Maka khayalan-khayalan kaum Futuris memakai pola-pola geometris untuk mewakili arah gerak dan makna dari pergerakan itu sendiri.
Para seniman dan desainer Futurisme biasanya memanfaatkan hari-hari petang untuk berkumpul, menuliskan manifesto, puisi dan musik. Sifat agresif dan perilaku yang individualis dari kaum Futuris ini lambat laun dimanfaatkan untuk menyebarkan paham Fasisme. Salah seorang Futuris mempublikasikannya dalam surat kabar Perancis, “le Figaro” bertanggal 20 Pebruari 1909, dengan membuat pencampuran atau perpaduan yang tidak mudah di dalam memenuhi kepentingan nasionalisme Italia, kemiliteran dan kepercayaan baru terhadap mesin yang selanjutnya dijelmakan dalam produk mobil dan pesawat terbang. Sebelum Perang Dunia ke II, pergerakan para Futuris Italia yaitu mengantisipasi kemungkinan terjadinya kendala-kendala desain dalam kehidupan sehari-hari, melalui penyerapan dan penggambaran kualitas mekanisasi dan kecepatan, seperti yang telah dibahas oleh Banham dalam bukunya: “Theory and Design in The First Machine Age”. Era ini telah mengispirasikan pelukis Futuris, penyair dan arsitek, diantaranya: Filippo Tommaso Marinetti, Giacomo Balla, Gino Severini, Fornunato Depero, Carra, dan Antonio Sant’Elia untuk menciptakan sebuah karya yang mencerminkan dunia mereka. Itu semua merupakan semangat baru yang mereka junjung tinggi dalam sebuah kelompok yang membawanya kepada politik Fasis, ketika ketergantungan akan keterlibatan emosi dengan gaya hidup kemodernan dan kebaruan di lingkungan masyarakat. Falsafah yang dipakai oleh kaum Futuris hampir sebagian besar diambil dari latar belakang sejarah kemunculan Modernisme. Sebab kita mengetahui, bahwa Futurisme ini merupakan gerakan awal lahirnya Modernisme. Di samping itu, dengan terjadinya Revolusi Industri berpengaruh pula pada Futurisme ini.
The Machine Aesthetics atau estetika mesin muncul mempengaruhi ciri-ciri penyusunan tipografi baik pada poster, sampul buku, dan aneka bentuk grafis lain.Aliran seni futurism ini banyak tema dari poster-poster atau sampul cover suatu buku, banyak mengadopsi aliran seni ini.
Futurisme merupakan aliran seni yang mendukung perkembangan tipografi sebagai unsur ekspresi dalam design. Sehingga banyak penyair futurisme yang memanfaatkan tipografi sebagai bagian dari ungkapan perasaannya dalam berpuisi.
Integrasi (penggabungan) cubism dan gerak. Elemen mesin dan kinematik (berhubungan dengan gerak) sebagai elemen desain. Perubahan waktu dalam bentuk visual menyerupai fotografi strobo. Desainer/seniman: Duchamp, Boccioni.
Desainer: Picasso dan Braque Futurism Integrasi (penggabungan) cubism dan gerak. Elemen mesin dan kinematik (berhubungan dengan gerak) sebagai elemen desain.
Futurisme adalah sebuah gerakan seni murni Italia dan sebuah pergerakan kebudayaan pertama dalam abad ke-20 yang diperkenalkan secara langsung kepada masyarakat luas. Bermula dari konsep dalam pergerakan sastra, kemudian merasuk ke dalam bidang kesenian seperti: seni lukis, seni patung, seni musik, desain dan arsitektur.
Futurisme ini muncul dari situasi yang ditimbulkan akibat Perang Dunia I, dengan tujuan meninggalkan kenangan pahit, nostalgia, pesimistis, kemudian melepaskan materi-materi, elemen-elemen, dan nilai-nilai lama.
Nilai-nilai dari kaum Futuris, dimaksudkan untuk mengiringi dan mengimbangi pergeseran kebudayaan, kekuatan dinamis pasar yang luas, era permesinan, dan komunikasi global yang menurut argumentasi mereka tengah merubah alam realitas dari kebudayaan dunia. Maka khayalan-khayalan kaum Futuris memakai pola-pola geometris untuk mewakili arah gerak dan makna dari pergerakan itu sendiri.
Para seniman dan desainer Futurisme biasanya memanfaatkan hari-hari petang untuk berkumpul, menuliskan manifesto, puisi dan musik. Sifat agresif dan perilaku yang individualis dari kaum Futuris ini lambat laun dimanfaatkan untuk menyebarkan paham Fasisme. Salah seorang Futuris mempublikasikannya dalam surat kabar Perancis, “le Figaro” bertanggal 20 Pebruari 1909, dengan membuat pencampuran atau perpaduan yang tidak mudah di dalam memenuhi kepentingan nasionalisme Italia, kemiliteran dan kepercayaan baru terhadap mesin yang selanjutnya dijelmakan dalam produk mobil dan pesawat terbang. Sebelum Perang Dunia ke II, pergerakan para Futuris Italia yaitu mengantisipasi kemungkinan terjadinya kendala-kendala desain dalam kehidupan sehari-hari, melalui penyerapan dan penggambaran kualitas mekanisasi dan kecepatan, seperti yang telah dibahas oleh Banham dalam bukunya: “Theory and Design in The First Machine Age”. Era ini telah mengispirasikan pelukis Futuris, penyair dan arsitek, diantaranya: Filippo Tommaso Marinetti, Giacomo Balla, Gino Severini, Fornunato Depero, Carra, dan Antonio Sant’Elia untuk menciptakan sebuah karya yang mencerminkan dunia mereka. Itu semua merupakan semangat baru yang mereka junjung tinggi dalam sebuah kelompok yang membawanya kepada politik Fasis, ketika ketergantungan akan keterlibatan emosi dengan gaya hidup kemodernan dan kebaruan di lingkungan masyarakat. Falsafah yang dipakai oleh kaum Futuris hampir sebagian besar diambil dari latar belakang sejarah kemunculan Modernisme. Sebab kita mengetahui, bahwa Futurisme ini merupakan gerakan awal lahirnya Modernisme. Di samping itu, dengan terjadinya Revolusi Industri berpengaruh pula pada Futurisme ini.
The Machine Aesthetics atau estetika mesin muncul mempengaruhi ciri-ciri penyusunan tipografi baik pada poster, sampul buku, dan aneka bentuk grafis lain.Aliran seni futurism ini banyak tema dari poster-poster atau sampul cover suatu buku, banyak mengadopsi aliran seni ini.
Pengaruh Art Nouveau
Adalah aliran seni yang memiliki gaya dekoratif tumbuhan (flora) yang meliuk-liuk. Art Nouveau memiliki ciri khas yaitu terdapat dekoratif/ornamen meliuk-liuk yang terpisah dari objek utamanya (objek utama pada umumnya adalah perempuan yang digambarkan dengan paras cantik dan dengan tubuh yang indah). Dekoratif lain yang terdapat pada Art Nouveau pada umumnya terletak pada rambut yang dibuat meliuk-liuk. Aliran ini muncul di Eropa dan Amerika, mulai tahun 1819 hingga menjelang perang dunia pertama (1914). Aliran ini juga mendapat pengaruh dari seni Jepang yang sudah ada sejak tahun (1760-1849 AD.) yaitu lukisan yang berjudul The Wave karya dari Katsushika Hokusai.
Pengaruh-pengaruh Art Nouveau pada seni dan desain
Pengaruh pada seni rupa yaitu patung dan lukisan.
Pada era saat ini jarang terlihat aliran Art Nouveau mempengaruhi seni rupa. Seni rupa yang ada pada saat ini lebih banyak dipengaruhi oleh aliran mannerism, ekspresionism, abstrak, dan realism. Art Nouveau pada awalnya lebih berkembang untuk bidang desain dibanding bidang seni rupa. Sehingga pada era-era setelahnya Art Nouveau banyak berkembang di bidang desain.
Pengaruh pada desain interior dan eksterior
Pada era saat ini jarang terlihat ada hasil desain arsitektur yang terlihat menggunakan aliran Art Nouveau. Akan tetapi desain arsitektur yang menngunakan aliran art nouveau biasanya memiliki motif tumbuhan yang meliuk-liuk pada pagar rumah, dan terdapat bentuk wajah yang disertai dengan motif flora yang meliuk-liuk mengelilingi wajah tersebut (biasanya terletak di dinding atau di pagar). Bisa juga berbentuk motif tumbuhan meliuk-liuk yang hampir memenuhi seluruh bangunan. Contoh: Gaudí’s Sagrada Familia, Entrance to Gaudí’s Templo Expiatorio de la Sagrada Família, Detail of Art Nouveau Decoration Majolikahaus, Vienna, Hill House Interior.
Pengaruh pada perlengkapan rumah Pada dasarnya di Indonesia gaya Art Nouveau ini sudah lama bergeser akan tetapi masih dapat kita temukan. Dalam perlengkapan rumah umumnya dipakai untuk motif vase bunga. Contoh: Tiffany Vase. Pengaruh pada hasil cetakanUntuk hasil cetakan pada saat ini masih digunakan untuk:
- kartu undangan pernikahan
- poster atau brosur (umumnya terdapat pada pemasaran makanan tradisional)
- kartu undangan pemasaran perumahan dan interiornya- poster dan undangan musik (tetapi jarang yang masih murni art nouveau, biasanya sudah digabungkan dengan gaya lain).
Pengaruh Aliran Desain De Stijl pada Desain Mebel Eropa
Perkembangan desain mebel Skandinavia mendapat pengaruh dari gerakan desain di Eropa, seperti Art & Craft Movement, De Stijl, Vienna School, Deutsche Werkbund dan Bauhaus yang kemudian memberi pengaruh secara signifikan terhadap perkembangan desain modern Denmark dan Skandinavia secara umun. Pengaruh luar, terutama dari Bauhaus, diterima dengan kritis oleh masyarakat Skandinavia dengan cara dipahami secara lebih bersungguh-sungguh untuk kemudian digabung dengan karakteristik desain lokal. Adaptasi dan inovasi ini menghasilkan bentuk baru yang kemudian disebut Desain Skandinavia Modern. Desain Skandinavia modern dengan kata lain adalah pendekatan masyarakat Skandinavia terhadap konsep Modernisme yang kemudian memberi sumbangan yang besar pada khazanah desain mebel kontemporer. Kajian penelitian ini menghasilkan beberapa simpulan tentang pengembangan desain mebel Skandinavia yang mengacu pada a) nilai-nilai ‘craftmanship ‘ yang dipakai ke dalam desain dan industri mebel modern; b) komitmen terhadap material alam yang dipakai secara dominan dalam desain mebel, dan c) idealisme sosial yang berlaku secara umum. Sementara dari segi pendekatan bentuk, Skandinavia cenderung menggunakan pendekatan konsep “abstraksi organik’. Abstraksi organik adalah konsep bentuk yang mengacu kepada bentuk-bentuk alam, yang juga sering disebut ” bionzorphic “. Konsep bentuk ini mendapat perhatian yang dominan di Denmark lebihlebih setelah ditemukannya teknologi bending kayu lapis yang dirintis dalam industri pesawat terbang di Amerika oleh Eero Saarinen dan Charles Eames. Di Skandinavia, desain dengan media kayu lapis bending dirintis oleh Alvar Aalto di Finlandia, Arne Jacobsen di Denmark dan Bruno Mattson di Swedia. Model pengembangan desain moden di Denmark diawali dengan dengan metode reduksionisme terhadap desain lama, inovasi terhadap material alam, dan aplikasi bentuk organik dengan material bare seperti plastik. Pengaruh desain Skandinavia secara langsung terhadap perkembangan desain Amerika dimulai dengan didirikannya Cranbrook Acedemy of Fine Art pada 1932 di Michigan yang dipimpin oleh Elie/ Saarinen dari Finlandia. Desain mebel modern Denmark yang umumnya berbahan utama kayu bending mendapat tempat di Amerika dan berpengaruh kepada dunia internasional termasuk Indonesia.
Pengamatan Bangunan De Stijl
Bangunan-bangunan neo-klasik yang lebih puritan bahkan masih bisa diamati pada bangunan yang sekarang menjadi kantor Polwiltabes Surabaya dan gedung PTPN XI. Penggunaan tiang-tiang klasik yang bergaya Yunani dan fasad simetris yang kaku masih nampak pada bangunan-bangunan tersebut. Sementara bangunan yang lebih baru lebih dinafasi oleh semangat “kekinian” (modernitas) yang mewabahi Belanda di medio dekade 1920-an. Beberapa bangunan, di antaranya hasil karya FJL Ghijsels dan Nedam yang sangat dipengaruhi konsep De Stijl, dengan pola garis-garis dan asimetrisitas yang memang “in” pada masa tersebut. Ghijsels merancang hotel Internatio yang terletak di pertigaan Hereenstrat dan Willemsplein (sekarang Jl. Jayengrono), tempat di mana pada 1945 Mallaby terbunuh. Sementara Nedam adalah perancang kantor Gubernur Jawa Timur di daerah Tugu Pahlawan. Karya modern lain adalah PTPN XII karya CPW Shoemaker di Jl. Jembatan Merah dan Hotel Ibis di Jl. Rajawali yang mengusung spirit art deco (dominasi pengulangan unsur dekoratif) (yang jamak di Bandung).
ARSITEKTUR NIEUW BOWEN di KAWASAN PUSAT PASAR MEDAN
Ketika melintasi koridor jalan Sutomo Medan, pada penggalan simpang jalan MT Haryono hingga jalan HM Yamin, terdapat deretan ruko yang sangat ramai dengan kegiatan komersial. Jual beli berbagai kebutuhan sehari-hari telah dimulai saat fajar belum menyingsing hingga posisi bulan telah meninggi. Hal ini disebabkan karena koridor jalan Sutomo tersebut diapit oleh beberapa generator kegiatan komersial yang penting. Di sebelah timurnya terdapat Pusat Pasar, suatu kompleks pasar tradisional terbesar dan terlengkap di Medan yang melalui suatu sky cross dihubungkan dengan Medan Mal, suatu pusat perbelanjaan modern baru yang megah. Sementara di sebelah barat–tepatnya di jalan Sambu–terdapat terminal angkutan kota.Jika saat berada di tengah hiruk pikuk dan kemacetan yang lazim terjadi pada koridor tersebut kita memperhatikan bangunan-bangunan di kiri kanan jalan, akan terlihat suatu gaya arsitektur yang tidak lazim untuk bangunan ruko masa kini. Setiap pengakhiran dari suatu deretan ruko yang rata-rata dua lantai, selalu terdapat bangunan tiga lantai yang memiliki menara. Dari pangkal koridor hingga ke ujungnya, terdapat tidak kurang sebelas bangunan yang mempunyai menara pada sudutnya. Bergerak dari ketertarikan tersebut, penulis bersama mahasiswa kelas Pemugaran Bangunan dan Lingkungan Arsitektur Universitas Sumatera Utara melakukan studi pada kawasan ini, berupa perekaman visual, wawancara dan penggalian literatur tentang sejarah kawasan. Ternyata sekitar tahun 30-an adalah Mr Pittlo, seorang burgemeester (walikota) pada masa itu, yang mempunyai gagasan untuk membangun sebuah pusat pasar yang megah. Gagasan tersebut diwujudkan oleh arsitek Belanda bernama J.H. Valk yang mengambil gabungan bentukan toko-toko dan katedral yang panjang sempit di Belanda, bergaya De Stijl dengan adaptasi pada iklim tropis. Pasar yang diresmikan pada tanggal 31 Desember 1932 dan menghabiskan biaya sebesar 1.567.208 Gulden (sumber: Pemda Tingkat I Sumatera Utara, Sejarah Perjuangan Kemerdekaan Sumatera Utara 1945-1949 Jilid I, 1996) itu kemudian menjadi suatu generator aktivitas komersial yang signifikan di Medan pada masa itu, dan dinyatakan sebagai kawasan pusat pasar terbesar, termegah dan terbersih di Asia Tenggara. Sejak saat itu, kawasan sekitar jalan Sutomo, yang kala itu bernama Wilhelminestraat, dan jalan Sambu, yang dahulu disebut Hospitaalweg (Loderichs: 100), kemudian dikenal dengan sebutan Pusat Pasar dan berkembang menjadi kawasan komersial hingga saat ini. Ciri khas bangunan di koridor Sutomo sekitar kawasan Pusat Pasar Medan ditandai dengan penggunaan beton sebagai material utama, atap datar, fasade yang sederhana dengan garis-garis horisontal yang keras, umumnya berwarna putih, jendela-jendela geometris tanpa ornamen, dan permainan massa bangunan yang plastis yang ditingkahi oleh adanya menara. Menara-menara tersebut pada umumnya tidak fungsional, hanya merupakan bentukan massa vertikal yang mengimbangi garis-garis horizontal yang kuat pada tampak bangunan. Gaya seperti ini menjadi tren pada kawasan tersebut pada tahun 1930-an hingga 1950-an. Itu merupakan pengaruh dari gaya arsitektur modern yang disebut sebagai arsitektur Nieuwe Bouwen. Arsitektur Nieuwe Bouwen merupakan istilah gaya bangunan sesudah tahun 1920-an yang merupakan penganut dari aliran International Style, sebagaimana yang diungkapkan Akihary (1988) dalam bukunya Architectuur en Stedebouw in Indonesie 1870-1940. Gaya arsitektur ini dibarengi oleh pengaruh gaya arsitektur modern yang sedang tren pada masa itu antara lain Amsterdam School, Bauhaus dan De Stilj yang berkembang di Indonesia karena semakin banyak arsitek Belanda beraliran arsitektur modern berpraktek di Indonesia. HP. Berlage, C. Citroen, Th. van Oyen dan CP. Wolff Schoemaker adalah beberapa di antaranya. Karya-karya arsitek tersebut disambut hangat di Indonesia pada umumnya karena menerapkan gaya arsitektur modern dengan penyesuaian terhadap iklim setempat (Handinoto, 1996:237). Gaya arsitektur Nieuwe Bouwen yang mendominasi bangunan di kawasan Pusat Pasar Medan dapat dimengerti sebagai salah satu bentuk persaingan khas daerah komersil melalui citra bangunan. Para pengusaha berusaha untuk membuat bangunan miliknya lebih atraktif dari yang lain. Yang kemudian terlihat dalam bentuk fisik adalah suatu koridor komersial yang memiliki sky line yang sangat unik, didominasi oleh permainan massa bangunan pada fasade dan aksentuasi vertikal berupa menara-menara. Bangunan-bangunan tersebut kini antara lain berfungsi sebagai kantor PD Pasar Medan, Toko Cirebon, Toko Raja Lalo, Bangunan Toko Makmur Jaya, dan sekitar selusin bangunan lain. Fenomena yang sama juga terjadi pada koridor Tunjungan Surabaya (Nasution, 1998) di mana pada suatu koridor komersial akan berkembang gaya-gaya arsitektur yang sedang tren di masa tersebut. Arsitektur Nieuwe Bouwen di koridor jalan Sutomo di kawasan Pusat Pasar Medan dapat dipandang sebagai suatu jejak fisik sejarah berupa arsitektur yang menjadi Genius Loci atau “Nasi Goreng”, di mana sebagian besar bangunan dibangun dalam kurun waktu dan langgam yang sama (Soemardi, Arsitektur dan Kesinambungan Sejarah, AMI, 1995). Walaupun selanjutnya karakter arsitektur di Koridor Sutomo kawasan Pusat Pasar Medan kemudian berkembang menjadi “arsitektur campur sari”, sisa-sisa bangunan dengan arsitektur Nieuwe Bouwen yang masih bertahan dan berdiri megah, senantiasa mencerminkan karakter yang khas dan unik, serta tetap dapat dijadikan sebagai bukti jejak kejayaan yang mewakili lapisan sejarahnya. Namun kurangnya perawatan dan perkembangan dominasi bilbor pada fasade di deretan bangunan dapat membuat jejak sejarah ini semakin memudar jika tidak mendapat perhatian yang semestinya dari kita semua.
Megaria Sebagai Benda Cagar Budaya
Dalam artikel “Mari Selamatkan Sejarah Panjang Megaria” sudah diperkenalkan nilai sejarah Megaria dari sudut pandang arsitektur, sejarah dunia film Indonesia, serta sedikit bahasan mengenai perannya dalam sejarah pergerakan politik di Indonesia. Artikel kali ini ingin mengangkat telaah Megaria dari sudut pandang Undang-undang Republik Indonesia nomor 5 tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya, serta PerDa DKI Jakarta no 9 tahun 1999 tentang Pelestarian dan Pemanfaatan Lingkungan dan Bangunan Cagar Budaya. Tujuan utama artikel ini ingin mengajak pembaca lebih mengenal istilah-istilah yang dekat dengan benda cagar budaya, membagikan sudut pandang berbeda dalam melihat bangunan tua. Supaya bila ada diantara pembaca yang ketiban rezeki nomplok, dan berminat investasi di Megaria bisa melihatnya dari kacamata bisnis yang berbeda. Atau bila ada pembaca yang kebagian merancang bangun kompleks atau lingkungan di sekitar Megaria, bisa membantu menjaga salah satu asset bangsa ini. Lebih baik lagi kalau bisa bermanfaat untuk semua bangunan bersejarah di berbagai kota di Indonesia. Megaria sebagai bangunan cagar budaya dalam pengamatan saya telah memenuhi kelima tolok ukur yang ada, sehingga bisa dimasukkan dalam penggolongan benda cagar budaya golongan B dan lingkungannya juga bisa digolongkan dalam lingkungan cagar budaya golongan I. Lingkungan Megaria dimasukkan dalam bahasan kali ini, karena melihat betapa strategisnya posisi Megaria terhadap Tugu Proklamasi, serta kemungkinan untuk mengangkatnya menjadi segitiga parawisata bila dikaitkan dengan posisi Jl. Surabaya yang sudah sangat terkenal di kalangan wisatawan asing sebagai tempat mencari barang-barang antik. Kalau ditambahkan dengan beberapa bangunan tua yang cukup menarik dari daerah di sekitar Bappenas (dan Taman Suropati) menelusuri sepanjang jalan Imam Bonjol sampai ke kompleks Universitas Indonesia maka kawasan ini amat menarik untuk dikaji dalam kaitannya sebagai kawasan bersejarah (historical district). Penulis sendiri belum meneliti terdaftar pada posisi apa Megaria dan lingkungannya di Dinas Kebudayaan dan Permuseuman. Hanya menjadi satu catatan untuk bangunan Megaria adalah kekhasan gaya arsitektural De Stijl yang memungkinkan bangunan terapresiasi dari empat tampak yang senantiasa berbeda. Kekhasan bangunan Megaria sendiri adalah karena sepengetahuan penulis merupakan suatu bangunan khas De Stijl yang penggunaannya untuk umum (publicuse) bukan untuk rumah tinggal (seperti rumah sebuah kedutaan yang ada di dekat Taman Suropati), dan gaya ini sendiri kemudian kembali lagi sebagai penanda ciri bangunan sebuah bank swasta sebelum bank-bank swasta berguguran. Untuk lebih memperkuat posisi Megaria dalam sejarah bangsa, ada baiknya kalau fungsi Megaria sebagai bioskop tetap dipertahankan, mungkin dengan memberikan porsi besar kepada pemutaran film dokumenter dan film indies. Sebagai arsitek tentunya dalam benak penulis terpikir untuk memindahkan poster-poster film yang menutupi tampak depan Megaria agar memberi kesempatan pada ekspose bentuk asli arsitekturnya.
Pengaruh De Stijl pada Gaya Pencak SilatPENDAHULUAN
Maen Po atau Pencak Silat dapat digolongkan kedalam salah satu cabang seni perkelahian atau seni bela diri, sama seperti judo, Jiu – Jitsu dan karate dari Jepang, Tae kwon do dari Korea, Kunthau atau Kung Fu dari Cina dan lain sebagainya.Didalam pancak silat kita mengenal beberapa aliran, umpamanya ; aliran – aliran Minangkabau, Cimande, Sera, Sabandar, Pa Macan dan sebagainya.Walaupun semuanya mungkin berasal dari satu sumber, tetapi karena perkembangan – perkembangan selanjutnya, jika dilihat dari sudut gerakannya, masing – masing mempunyai sifat dan corak tersendiri. Sungguhpun demikian, pada pokoknya semuanya mempunyai tujuan yang sama, yaitu : Dapat mengalahkan lawan dalam gelanggang perkelahian sehingga bisa keluar sebagai pemenang, setidak – tidaknya merupakan usaha pembelaan diri terhadap serangan lawan.Dilihat dari sudut tujuan mempergunakannya, kita mengenal dua macam silat, yaitu yang bersifat khusus tari perkelahian ( gevechtsdans ) yang dilakukan sesuai dengan irama kendang pencak, yang lazim disebut kembang ( bunga ) nya dan yang bersifat khusus perkelahiannya ( pembelaandiri ) , yang lazim disebut Maen Po atau buah ( = isi ) nya.
APAKAH MAEN PO CIKALONG ITU ?
Adapun yang disebut Maen Po Cikalong itu ialah suatu aliran Pencak Silat yang berasal dari Cikalong kulon, suatu distrik didaerah Kabupaten Cianjur di Tatar Sunda, yang diciptakan diakhir abad XIX oleh Raden Haji Ibrahim Djajaperbata, putranya Aom Raja Cikalong, setelah beliau atas asuhan suami kakanya (Raden Ateng Alimudin, putra Tubangus kasim, Dalem Aria Djatinegara ), berguru kepada beberapa pendekar pencak silat yang dikala itu sangat termashur namanya, diantaranya kepada Bang Mahrup, Bang Kari dan Bang Madi, keduanya yang disebut terakhir berasal dari daerah Pagarruyung ( Sumatera ).Maka atas dasar bermacam – macam silat yang telah beliau pelajari itu, dan setelah berkhalwat bertahun – tahun lamanya, oleh beliau Diciptakanlah Maen Po Cikalong, sebagaimana yang dapat kita ketahui sekarang ini.Salah sebuah gua tempat beliau berkhalwat sampai sekarang masih dapat kita saksikan, yaitu yang terletak dikampung Lebak Jelebud, dekat sebuah “Situ” ( danau buatan ), dipinggir sungai Cikundul Leutik.Adapun tata gerak Maen Po Cikalong ini merupakan kombinasi dari unsure hantaman yang bersifat kasar dan membahayakan dan unsur rasa yang bersifat sangat halus dan tidak membahayakan.
Adapun gaya “STIJL” didalam Maen Po itu ada tiga macam :
Pertama : Gaya ungkit. Raden Muhidin, seorang tokoh utama Maen Po Cikalong yang saat saya menulis uraian ini masih hidup dan bertempat tinggal di kampong Pasar Baru, Cianjur, murid Raden Bustomi Bratadilaga Putera Raden Haji Ibrahim Djajaperbata,–yang dalam Paguron “ CIKUNDUL “ yang saya pimpin menjadi Guru Besar dan Pangaping (Pembimbing )-nya –, menamakan gaya ini sebagai gaya “ Dongkrak “. Gaya ini merupakan gaya agak serong ke atas , yang biasa digunakan dalam mendorong atau melawan desakan tenaga lawan, kalau kita tidak menyalurkan tenaga lawan tersebut. Ingat : “ Wet van de hefboom “ didalam Ilmu Alam ! Kedua : Gaya pilin ( Gaya spiral ). Gaya ini biasanya digunakan kalau kita mengadakan pukulan dengan tangan, berupa “Jurus“, “ Serong “ dan sebagainya.Selain dari pada itu gaya ini digunakan juga dalam hal melakukan gerakan dengan ujung tangan. (Melakukan “ Usik tungtung “ ! ). Ketiga : Gaya lonjong ( Gaya parabola ). Gaya ini biasanya digunakan kalau kita melakukan gerakan “ Tomplok “.
SIKAP SEDIA
Perlu diterangkan , bahwa sifat Maen Po itu harus all round , harus sanggup atau mampu menghadapi segala macam kaidah atau tehnik bela diri yang ada pada setiap lawan yang mungkin akan dihadapi. Oleh karena demikian kita harus selalu tenang, serta siap sedia menghadapi setiap kemungkinan yang dapat ditimbulkan oleh fihak lawan. Kita harus selalu mempunyai kesiagaan mental dan physic. Janganlah ragu-ragu atau bertindak setengah-setengah !Sikap setengah-setengah atau kepalang tanggung, dapat merugikan kita sendiri. Kalau berhadapan dengan lawan, harus kita perhatikan : Sikap , pandangan, tangan dan kaki lawan serta jarak antara kita dengan lawan. Oleh karena demikian kita harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut ertama : Usahakan sedapat mungkin, terutama didalam permulaan beradu hadapan dengan lawan, supaya kita menghadap lurus kepada lawan, sedangkan lawan terhadap kita tidaklah demikian halnya. Kedua : Jika lawan berada dalam sikap pasangan “Jurus” , harus kita hadapi dengan lawan “Suliwa” , demikian juga sebaliknya, kalau lawan berada didalam pasangan “Suliwa”, harus kita hadapi dengan sikap pasangan”Jurus”. Ketiga : Pandangan mata ditunjukan lurus ke muka, supaya dapat memperhatikan gerak-gerik lawan. Catatan : Didalam permainan gerak dengan menggunakan rasa walaupun mata ditutup atau dipejamkan, tapi dengan syarat badan atau tangan kita bersentuhan dengan lawan, semua gerak-gerik fihak lawan oleh kita akan terasa, shingga dengan demikian akan ketahuan ke mana dan bagaimana kemungkinan gerak lawan tersebut. Keempat : Tangan secara sedang harus selalu siap berada dimuka badan, jangan sekali-kali mengangkat ke atas atau menggelantung ke bawah, melintang di muka badan atau terbuka ke luar. Sikut harus agak rapat ke badan. ( “Ulah buka kelek” ).Kelima : Badan tegak, pundak agak dibungkukkan ( dalamBahasa Sunda : “ Dibongkok meongkeun “ ) , dan agak lebih rendah dari badan lawan. Garis khayal yang membentang tegak lurus dari tengah-tengah kepala terus ke bawah melalui pantat ke tanah akan merupakan sumbu (“as “) dari segala gerak-gerik anggota tubuh kita, dan ujung bawah dari garis ini akan merupakan titik berat badan kita. Berat badan dibagi rata diantara kedua belah kaki. ( “ Gelijkelijk onder de beide voeten verdeeld “ ) Keenam : Kaki harus sedang, yang sebelah agak seorang ke muka dan yang sebelah lainnya disamping belakang, kedua belah lutut agak dibengkokkan, jarak antara kedua belah tumit lebih kurang satu kaki. Melebarnya ( Sunda : “ Ngajegang “ –nya ) kaki keluar jangan melewati batas titik khayal dari pada garis tegak lurus yang ditarik dari pada kedua ujung pundak ke bawah. Kedua sisi kaki sebelah dalam merupakan sudut 900 . Sikap kedua kaki ini dinamakan kuda-kuda. Posisi diantara kedua belah kaki harus selalu dipelihara. Kuda-kuda ini harus kuat dan enak dirasakannya serta tidak melelahkan. Kedua telapak kaki harus selalu rapat di tanah kecuali dalam keadaan –keadaan tertentu, umpamanya kalau sedang melakukan gerak hantaman dengan kaki ( “de moorddadige knie-stoot “ ) dan sebagainya. Akan tetapi harus lincah, jangan terpaku. Sehubungan dengan sikap kuda-kuda ini, oleh kita dapat diketahui, bahwa seluruh tubuh dan bagian tubuh kita yang berada di dalam keadaan sikap kuda-kuda, akan merupakan semacam pyramida yang titik puncaknya berada di atas kepala dengan suatu bidang yang di batasi oleh garis-garis khayalan yang di bentuk oleh kedua belah kaki sebagai alas dasar atau “Gronndvlak”-nya, sehingga kita dapat mengetahui , hubungan-hubungan apakah yang ada, kalau dari ujung dengkul di tarik garis lurus tegak pada alas dasar yang dibentuk oleh telapak kaki. Oleh karena demikian kita dapat mengira-ngira , dimana adanya titik-titik atau garis-garis keseimbangan dari pada kuda-kuda itu, atau dimana adanya titik berat badan dalam kuda-kuda tersebut, dan bidang-bidang manakah yang merupakan daya dukung ( “ Braagvlak “ ) dari pada tiap-tiap kaki itu dan juga dimana adanya bidang keseimbangan ( “ Bvenwichtsvlak “ ) yang dikuasai oleh kaki-kaki tersebut. Jika hal-hal tersebut di atas diperhatikan, dengan mudah dapat dimengerti, bahwa kedua belah kaki yang sebelah menyebelah ke samping memang kuat menahan desakan dari samping, akan tetapi lemah kalau menghadapi desakan dari muka atau belakang. Demikian pula, kaki yang sebelah ada di muka dan yang sebelah ada di belakang akan kuat menahan desakan dari muka, tetapi akan lemah kalau menghadapi desakan dari samping. Dari uraian ini jelaslah, bahwa arah garis tengah ( bisentris ) yang membelah sudut yang dibentuk oleh kedua belah kaki akan merupakan arah hampa tenaga ( “ richting van dakrachtsleemte “ ). Oleh karena itu menempatkan kaki harus sedang, sehingga kita dengan mudah serta lincah dapat bergerak ke setiap urusan dan dengan mudah serta kuat pula dapat menahan tiap-tiap desakan dan segala arah atau jurusan. Ketujuh : Jarak antara kita dengan lawan harus sedang, kurang lebih satu hasta, jangan terlalu jauh dan jangan terlalu rapat.Ruang gerak kita harus cukup leluasa dan efektif.
Pengaruh aliran Bauhaus dalam kehidupan
Bauhaus, adalah sebuah aliran (gaya) arsitektur yang didirikan oleh Walter Gropius pada tahun 1919. Pelopor International Style dan mengenalkan konsep “form follows function”, yaitu bentuk bangunan mengikuti fungsi yang ada pada bangunan tersebut. Bauhaus memiliki pengaruh besar terhadap arsitektur dunia.Mari bersama-sama kita bayangkan, pikirkan, dan ciptakan sebuah struktur masa depan baru yang meliputi bidang arsitektur, seni pahat, seni lukis, sebagai sebuah kesatuan. Suatu hari semua ini akan menjulang sampai ke langit melalui tangan berjuta-juta seniman. Ini menjadi keyakinan baru seperti sebuah kristal. Lihatlah hutan gedung pencakar langit di Jakarta, atau kota metropolis lainnya. Sepanjang mata memandang yang terlihat hanyalah citra bentuk simetris dengan gaya industrial. Nyaris tanpa aksentuasi sehingga siapapun yang berharap menemukan ornamentasi bakal kecewa. Citra bentuk arsitektural ini sejalan dengan diktum Ludwig Mies Van Der Rohe dengan Less is More-nya (kurang adalah lebih) seolah menggilas ornamentasi yang dalam konsep Mies diubah menjadi bentuk abstrak dan geometric modern. Kelak ciri inilah yang menjadi gaya internasional (international style) arsitektur modern. Mies adalah tokoh Bauhaus, sebuah sekolah seni berpengaruh di Jerman. Prinsip-prinsipnya menegaskan semangat kaum Bauhaus yang bercita-cita membuat perubahan baru dalam seni, desain dan arsitektur dengan menolak eklektisisme, sebuah era dimana seni intim dengan citra artistik lokal seperti gaya Victorian dan sebagainya. Selain Mies, juga ada Walter Gropius sebagai nama penting dan berpengaruh di Bauhaus. Tujuan Bauhaus adalah menyatukan semua kerja kreatif, menghimpun semua disiplin seni praktis (patung, lukis, kerajinan dan kriya) sebagai komponen yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu arsitektur. Lahir dari rahim pasca perang dunia I Ditengah kecamuk perang dunia pertama, saat pelbagai kepentingan berubah wujud menjadi tank, senapan, granat dan kemudian tangisan dan darah menjadi hasilnya, dengan mantap Walter Grapius, seorang Jerman, tergugah untuk ikut memperbaiki ekonomi negaranya yang luluh lantak akibat perang. Teknologi menjadi kata kunci penyelamatan. Maka dimulailah proyek besar sebuah integrasi antara teknologi industri dan seni. Gropius berkeinginan untuk membuat lembaga yang berfungsi sebagai “consulting art center for industry and the trades ” (Bauhaus 1919-1928 p.12). Lewat Bauhaus, Gropius, sang pendiri Bauhaus, merasa perlu untuk mengintegrasikan antara seni lukis, patung, kriya dan disain sebagai elemen yang tujuan akhirnya adalah sebuah lanskap arsitektur yang utuh. Perhatikan arti Bauhaus, dari ‘Bauen’ yang bararti to build dan ‘hous’ yang berarti the house. Selain itu seni panggung, teater juga menjadi bagian dari proyek edukasi Bauhaus yang resmi didirikan tahun 1919 di Weimar. Prinsip-prinsip Bauhaus : Walter dan Mies Bauhaus adalah institusi yang menarik. Tidak hanya merupakan lembaga edukasi, namun sekaligus Bauhaus mempunyai prinsip yang ‘idelogis’ sifatnya. Misalnya, bahwa seni harus bertemu dengan keinginan masyarakat, tiadanya batasan antara seni murni (fine arts) dan seni terapan (applied arts). Secara eksplisit Bauhaus mengutarakan prinsip idelogisnya antara lain : menyelamatkan seni dari isolasi terhadap dirinya dan kemudian menemukan kembali dirinya (Whitford, p.11). Mengembangkan keahlian seni dan kriya (crafts) individual dan bekerjasama dengan mengkombinasikan semua keahlian, Kedua, membebaskan dan menaikkan status, kriya (crafts), kursi, lampu, teapot dan lainnya kepada level yang sama dengan lukisan, patung. Dan ketiga, mengatur kontak kepada pimpinan industri dan kriya (crafts) demi keuntungan mandiri dari ketergantungan dukungan pemerintah dengan cara menjual disain ke industri. Menyebut Bauhaus, seperti sulit menyampingkan dua nama : Walter Gropius dan Ludwig Mies Van Der Rohe. Kedua orang ini cukup aktif meletakkan dasar-dasar penting prinsip-prinsip di Bauhaus dalam periode kepemimpinan Bauhaus yang berbeda . Misalnya, Walter Gropius (1883-1969), seorang yang pernah mandapat latihan profesional di Munich, mengembara di Spanyol dan di Italia ia bergabung dangan Studio Behrens. Jangkauan pemikiran Walter mencakup hampir semua benda fungsional dan ia ingin memajukan desain produk dengan jalan mengawinkan seni rupa dengan industri. Dibawah pimpinan Gropius, Bauhaus menjadi pusat pendidikan desain terpenting. Gropius membuat disain inovatif, yang membawa material dan metode konstruksi dari teknologi modern. Ia menggunakan teknologi sebagai basis juga menstransformasikan bangunan menjadi presisi dengan mengikuti kalkulasi matematis. Kemudian Ludwig Mies Van Der Rohe (1886-1769) : baginya keindahan nampak dalam kesederhanaan. Pandangan estetisnya ini sering dikaitkan dengan estetika fungsionalis yang populer pada abad 20. Ia membuktikan pada rancangan bangunannya yaitu Seagram Building di New York, gedung bertingkat 38 yang memadukan logam dan kaca. Ia untuk beberapa waktu menggantikan kepemimpinan Walter Gropius d Bauhaus. Sekolah seni Bauhaus Bauhus pada awal berdirinya merupakan kombinasi dari Weimar Arts and Crafts School dan Weimar Art Academy. Siswa sekolah dilatih menjadi seniman dan empu kriya (master of craftman). Baginya seniman modern harus terbiasa dengan sains dan ekonomi, dan memulai menyatukan imajinasi kreatif dengan pengetahuan pertukangan kemudian mengembangkan suasana baru dalam desain fungsional (Bauhaus idem,p.13) Kelas seni di Bauhauas memberikan pelajaran kriya (crafts), tipografi desain industri dan komersial , patung, lukisan, dan arsitektur. Pengajarnya antara lain pelukis abstrak Paul Klee (Swiss),Wassily Kandinsky (Rusia) dan pelukis yang juga desainer, Laszlo Moholy-Nagy (Hungaria), dan lain-lainnya. Tahun 1923 adalah pameran pertama karya siswa. Salah satu karya interior yang dipamerkan adalah kantor direktur Walter dan rumah tinggal eksperimental, The Haus Am Horn, yang dibangun oleh siswa Bauhaus. Bauhaus pindah, Bauhaus ditutup Nazi Pada 1925 Bauhaus pindah dari Weimar ke Desau. Di tempat baru ini dibuat bangunan pusat Bauhaus yang diarsiteki oleh Walter Gropius. Bangunan ini memiliki arti penting dalam sejarah arsitektur modern. karena bangunan ini dirancang lebih kompleks dan utuh. Jerman ibarat medan pertarungan ideologi yang tak berkesudahan saat itu, sebuah peristiwa penting terjadi. Saat Bauhaus tengah ‘masyuk’ dengan program dan hasilnya yang gemilang, kapak ‘Nazi-Hitler’ selain aktif menebas musuh ideloginya ternyata juga menebas Bauhaus, institusi yang ironinya berjasa membangkitkan ekonomi Jerman dan justru bertempat di Jerman. Dengan ditutupnya Bauhaus pada 1933 oleh Nazi, Gropius, Mies dan pemimpin fakultas lainnya di Bauhaus melarikan diri ke Amerika dan disana, Gropius mengajar di Universitas Havard. Justru akibat pelariannya ini, pengaruh Bauhaus, teori disain, arsitektur dan metode edukasi seninya seperti semakin bersemi di daratan Amerika dan kian menyebar di negara eropa lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar