Sabtu, 26 Februari 2011

Saatnya Belajar Retro

0 komentar
Adakalanya kita harus merancang sesuatu yang sama sekali blank dengan informasinya. Ini kejadian dengan kuliah DKV 4 saya. Kita ditugasi membuat kampanye untuk salah satu band bernama Karon n Roll., yang walaupun informasinya sudah banyak di internet –band ini punya akun myspace dan kontak lewat email– namun tetap saja banyak hal yang kurang.
Salah satu informasinya adalah band ini beraliran Retro, back to 60/70’s.
Jelas kita dibikin terbirit-birit, dong? Lah informasi itu kan bukan sekedar nama band, sejarah, dan siapa perusahaan rekamannya saja. Tapi juga harus tahu kultur seperti apa yang sebenarnya terjadi pada tahun 1960an itu. Karya seninya seperti apa, desainnya seperti apa, musik-musiknya apa saja, lalu peristiwa penting apa saja yang ada di tahun segitu?
Maka saya putuskan untuk mencari tahu sebanyak mungkin budaya tahun 1960an supaya desain yang dihasilkan bisa cocok dengan musiknya, retro. Maka dimulailah acara berburu buku di Gunung Agung. Salah satu korbannya buku “Retrographics” ini. Sebenarnya kepengen belinya sudah lama, tapi duit ga pernah cukup.
retrographic.jpg
Isinya contoh-contoh desain retro dan membuatnya step by step. Agak kecewa sih, soalnya contoh yang diberikan malah banyak hasil tracingan :( , pembahasannya sendiri kurang mendalam. Tapi cukup ngasih bayangan lah retro itu seperti apa saja.
Eh… Sebelumnya saya juga mau minta maaf sama Hoek, karena kemarin rada salah memberi definisi retro. Ternyata retro dalam desain itu bisa luas sekali. Bisa saja dimulai dari era paling jauh, Victoria, tahun 1920an, hingga era paling dekat, awal komputerisasi di 1980an. Ndak berputar di era 50-70 saja. Selagi masih berusaha melongok kejayaan desain masa lalu, bisa disebut retro.
Kok bisa-bisanya desain niru? Ya itulah tujuan retro. Tentu keputusan untuk “meniru” ini tidak bisa sembarangan. Dan nirunya tidak jeplak plek 100% identik. Semua ada alasannya, ada pesan yang ingin disampaikan dengan keretroan itu.. Salah satu kasusnya ya yang terjadi dengan tugas saya ini.
warhol2.jpg
Perburuan kedua di toko buku Aksara. Kali ini mata saya kecantol biografi Andy Warhol. Dulu saya heran namanya selalu disebut-sebut setiap kali membahas sisi komersial seni dan desain. Ternyata dia salah satu seniman Pop-Art yang karyanya heboh di sekitar tahun 1960-1970an. Karena lumayan nyambung, buku ini diangkut.
Masih banyak buku lain, seperti Psychedelic Art, dan buku tentang Cannabis Culture (hehehe, serius! Ini buku tentang budaya yang berkembang seputar menghisap ganja. Ada John Lennon juga di dalamnya).
Lah buku haram kok dibaca juga, Har? Lah ya namanya menyelidiki kultur ndak boleh cuma mau bagus-bagusnya aja toh? Tentu harus pintar-pintar. Baca ya sekedar tahu saja, kalau ndak perlu dipraktekin ya jangan dipraktekin. Kalau nekad mau nyoba ya resiko tanggung sendiri. Yang penting tahu kalau budaya seputar ini marak di tahun 60-70. Fokus untuk desain bukan ke ganja, tapi kultur di sekitarnya.
Tapi gara-gara duit udah habis terpaksa dua buku di atas ditunda dulu. Bulan depan sajalah!
kudalumpingmakanbeling.jpg
Lucunya, beberapa hari yang lalu saya iseng beli buku terakhir ini, “Kenapa Kuda Lumping Makan Beling”? Yang berisi tulisan-tulisan anggota Naif. Band ini ditulis sebagai salah satu inspirasi Karon n Roll. Tentu saya harus pertimbangkan juga dong? Karena harganya murah saya bisa beli.
Credit:
1. Foto di sampul buku “andywarhol:princeofpop” adalah hak cipta dari The Andy Warhol foundation Inc./ Art Resource, NY. Hak cipta desain buku tidak dijelaskan oleh penerbit, Laurelleaf Books. Saya tampilkan dengan resolusi rendah hanya untuk informasi. Hati-hati jika ingin memperlihatkannya di tempat lain.
2. Desain buku Retrographic Cookbook oleh Jonathan Raimes, diterbitkan oleh ILEX. Saya tampilkan dengan resolusi kecil hanya untuk informasi. Hati-hati jika ingin menampilkannya di tempat lain.
3. Desain buku “Kenapa Kuda Lumping Makan Beling?” oleh Yasinta Mutiara Ani, Fotografi Apriadi Kurniawan, Rikiblek, Ilham Anas, Angelo, dan dr. Figure Fuman Studios. Diterbitkan oleh Bukune. Saya tampilkan dengan ukuran sangat kecil untuk informasi. Hati-hati jika ingin menampilkannya di tempat lain.